Bhutan

Sudah 2 hari berlalu sepeninggalan 2 teman dari Bhutan (Sir. Dorji dan Yeashi) yang menuntut ilmu di kantorku. Mereka perwakilan dari debt management unit yang ingin mempelajari sistem pengelolaan utang yang ada di Indonesia. Mereka mendapatkan rekomendasi dari lembaga Internasional yaitu World Bank dan UNTAD. Tentunya ini merupakan kebanggaan bagi kita.

Banyak pengalaman baru yang mungkin tak akan terlupakan saat mereka bersama disini. Aku bersama Rino menemanin mereka mengelilingi wisata Jakarta, apalagi kalau tidak bukan Taman Mini atau ANcol. 🙂
Yang ancol, aku ngak ikut. Selain itu mereka juga belajar renang disini :). Dalam perjalan bersama mereka, tak hanya mengenal secara individual, kerjaan, tapi juga mengetahui lebih lanjut tentang negara mereka. Banyak hal baik dan menarik dari apa yang mereka ceritakan.

Bhutan adalah negara berpenduduk kira-kira 7 juta yang terletak di wilayah pegunungan himalaya. Disana ngak ada pantai atau laut sebanyak yang ada di negara kita. Sumber pendapatan terbesar mereka berasal dari hutan dan pariwisata. Wilayah negara tersebut masih dicover hutan sebanyak lebih 75 persen hutan kira-kira. Negara sangat mendukung hal tersebut, dengan menetapkan 75 persen hutan harus tetap ada di negara Bhutan. Reboisasi terus menerus dilakukan.

Negara ini masih tergolong negara miskin, jadi masih mendapatkan pinjaman lunak atau yang berbunga rendah. :). Meskipun demikian, negara Bhutan menurutku adalah negara yang potensial, memiliki banyak air terjun, yang dapat dijadikan sebagai sumber lisrik dari air. India melihat potensi ini, mereka menjalin kerja sama dengan Bhutan. India memberikan pinjaman dalam pembangunan hidro power 10.000 mega watt di Bhutan, dan kedepan akan menjamin untuk membeli dari negara tersebut. Tentunya dengan penduduk yang tidak terlalu banyak, jumlah listrik yang ada akan berlebih. Berbeda dengan India yang berpenduduk sangat banyak.

Selain itu, hal yang menarik lainnya adalah sistem kerajaan yang masih ada di negara ini. Rakyat sangat menyayangi rajanya. Rajanya juga sangat murah hari, sering berkeliling dari desa ke kota, dan isu yang diangkat baru-baru ini oleh raja dalam kunjungannya ke desa- desanya adalah mensosialisasikan sudah saatnya Bhutan untuk menerapkan sistem demokrasi di negara Bhutan. Hal ini mungkin kurang lebih adalah untuk memajukan negara Bhutan, sehingga kerajaan dan pemerintahan sebaiknya dipisahkan. Meskipun rakyat dalam hati kecil tidak menginginkan hal tersebut dikarenakan korupsi yang merajalela di negara demokrasi 🙂 Sistem demokrasipun telah berlangsung 2 tahun di negara Bhutan, dan tahun depan kalau tidak salah akan diadakan pemilu disana.

Kebanyakan dari mereka beragama Budha. Mereka masih berpakaian tradisional kalau bepergian, termasuk ke kantor, yaitu memakai baju panjang. Kalau makanan, hampir sama dengan Indonesia, makan nasi dan awam dengan chili :).

Dikarenakan mal disana tidak besar dan barang-barang cukup mahal, Sir. Dorji dan Yeashi sepuas puasnya berbelanja di Indonesia :). Mahal disebabkan karna kebanyakan barang-barang di negara tersebut dari import, industri yang ada disana masih sedikit. Oh ya, BBM disana juga import. Harganya tidak disubsidi seperti kita, dan sangat mahal yaitu kira-kira 2 dolar per liter, atau sekitar Rp18.500 per liter. :). Kebudayaan di masyarakat selain itu adalah dikenakannya aturan dilarang merokok di tempat umum oleh Pemerintah, kalau tidak didenda. Keren ya :).Dari SD anak-anak sudah belajar bahasa Inggris, buku dan penyampaian materi memaki bahasa inggris. Jadi bahasa inggris telah menjadi bahasa kedua mereka disana, dan menjadi bahasa resmi/kedinasan/tertulis.

Demikian beberapa hal yang saya pelajari dari negara mereka. Kurang lebih candaan kita sama dengan mereka :). Mereka juga suka joke. hehehe, dan memahami bahasa isyaratku kalau aku tidak tau mentranslatekan :D. CU ya, semoga kita dapat bertemu di lain waktu di negaramu.

Foto Perpisahan sekantor dengan mereka 🙂 Yeashi left, Sir Dorji Right (dilingkari putih)

dan diminta memberikan ucapan perpisahan perwakilan SPU. Kadinchey – Terima Kasih

Leave a comment